BANDUNG–Pemerhati masalah kependudukan Prof. DR. Ganjar Kurnia mengatakan, istilah bonus demografi oleh para pengamat kependudukan dinilai tidak tepat. Pasalnya menurut mantan rektor Unpad itu, bonus demografi juga dibarengi dengan berbagai masalah sosial akibat tidak terkendalinya pertumbuhan penduduk.
“Saya kira, Saya satu-satunya orang yang tidak setuju dengan istilah bonus demografi itu. Gak tepat itu. Bonus domografi yang disebut-sebut sebagai aset juga kan dibarengi dengan bertambahnya berbagai masalah sosial akibat pesatnya pertumbuhan penduduk”, katanya di Bandung, Rabu (15/4).
Menurut Ganjar yang harus dipikirkan kedepan adalah bagaimana proses pertumbuhan penduduk yang hampir tidak terkendali itu biasa dikendalikan kembali dengan sebuah gerakan yang masif.
“Bayangkan saja 30 tahun kedepan kemungkinan jumlah penduduk di Jabar mencapai lebih dari 90 juta jiwa jika pertumbuhan penduduk di Jawa Barat kini mencapai 1,58 persen. Seperti apa nanti padatnya ? Jika tidak kita kendalikan dengan serius sejak sekarang” paparnya.
Ganjar juga menilai, institusi BKKBN harus terus diperkuat, karena sejak jaman reformasi, institusi dan gerakan KB seperti dinomor duakan. (Pun)
Tweet |
![]() |