Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Daerah Provinsi Jawa Barat Netty Prasetiyani Heryawan membuka Bandung Wayang Festival tahun 2011 di Jabar Craft Center atau Gedung Dekranasda Jawa Barat Jl. Ir. H.Juanda 16 Bandung, Senin (21/3). Festival itu merupakan yang terbesar dan pertama di Indonesia. Rencananya pameran itu digelar hingga 26 Maret 2011 dan dibagi menjadi 3 program utama pertunjukan (tradisi hingga kontemporer), yakni; pameran (komik, ilustrasi wayang, grafis, animasi serta multi media), sarasehan dan pertemuan masyarakat pecinta wayang. Diskusi wayang pun akan digelar dengan tema "Wayang Di Tangan Generasi Muda".
“Diharapkan kegiatan ini menjadi bagian upaya menjaga salah satu kebudayaan Jawa Barat yang sudah mulai tergeser oleh perkembangan zaman. Diharapkan pula agar kaum muda mulai antusias memperhatikan kebudayaannya sendiri,” ujar Netty usai membuka Festival. Menurutnya acara ini cukup meriah untuk itu pihaknya mendukung diselenggarakannya festival wayang, sebagai wahana meningkatkan kecintaan pada seni budaya sendiri. Apalagi memajang ribuan wayang, baik wayang golek, maupun wayang kulit dari Tanah Air, kini berada di kolektor wayang yang berada di Malaysia, Jepang, Jerman, Belanda, Inggris dan Amerika Serikat.
Sementara itu Direktur “Bandung Wayang Festival” Hermawan Rianto menyatakan salah satu tujuan dilaksanakan festival ini diantaranya mengumpulkan kembali koleksi wayang yang berserakan di sejumlah kolektor. Tidak hanya di dalam negeri, bahkan di luar negeri. Disebutkan, wayang yang berpindah tangan itu beberapa diantaranya ada jenis wayang yang digunakan Sunan Kalijaga, saat menyebarkan agam Islam abad ke 15 dan beberapa lainnya, adalah wayang yang pernah dipentaskan di hadapan tamu negara dan kepala negara, diantaranya Presiden RI pertama Bung Karno, kemudian Suharto dan Gus Dur.
Menurut Hermawan ada sekitar sembilan kolektor yang ikut berpartisipasi dalam pameran tersebut, diantaranya; Priyanto Sunarto, Abah Soma dan Tutun Hatta Saputra. Para kolektor tersebut menyajikan koleksi wayang dari Jawa. Antara lain koleksi Wayang Golek dari Jabar dan Wayang Kulit dari Jawa Tengah dan sekitarnya. "Para maestro memberi pelajaran, para junior belajar, para seniman lain membuat interpretasi, para pengkaji membuat apresiasi, dan para penikmat dimanjakan dengan pagelaran yang hangat dan menyenangkan. Kedepan wayang diharapkan dapat dikemas menjadi sebuah industri tersendiri," ujarnya.
Tweet |
![]() |