Kenalan dengan Rahmat Lazuardi, Salah Satu Sosok di Balik Nama Braga Beken

Diterbitkan

Minggu, 5 Mei 2024

Penulis

Diskominfo Kota Bandung

|

Diskominfo Kota Bandung

121 kali

Berita ini dilihat

0 kali

Berita ini dibagikan

PORTALJABAR, KOTA BANDUNG - Braga Beken resmi menjadi nama untuk kawasan bebas kendaraan di Jalan Braga pada akhir pekan. Nama itu telah diresmikan Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono (4/5/2024).

Sebelum resmi bernama Braga Beken, kawasan Jalan Braga bebas kendaraan awalnya disebut sebagai Braga Free Vehicle. Pemda Kota Bandung pun menggelar sayembara pemberian nama untuk kawasan ini melalui Instagram @humas_bandung.

Hasilnya, ada 745 komentar usulan nama untuk kawasan Braga Free Vehicle. Dari total tersebut, disaring 10 nama yang kemudian didiskusikan dengan Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat.

Akhirnya, Braga Beken pun terpilih sebagai nama baru untuk kawasan ini. Di balik nama tersebut, ada salah satu pencetus idenya.

Namanya Rahmat Lazuardi. Ia memang bukan satu-satunya yang mengusulkan nama ini. Namun, berdasarkan data komentar masuk di Instagram @humas_bandung, ia tercatat sebagai pemberi ide nama yang lebih awal meninggalkan komentar.

Rahmat yang memiliki akun Instagram @ra21laz merupakan warga Kecamatan Coblong. Kesehariannya dekat dengan dunia akademisi. Ia mengajar di Program Profesi Insinyur dan Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Islam Bandung.

"Braga itu sudah sama terkenalnya dengan lokasi serupa di beberapa kota lainnya seperti Jogja dengan Malioboro-nya, Bangkok dengan Khaosan Road-nya, atau Korea dengan Myeong-dong Shopping Street-nya," ujar Rahmat kepada Humas Kota Bandung.

Istilah 'Beken' yang jadi ide awalnya, kata Rahmat merupakan adopsi dari kata ’Bekend’ ke dalam Bahasa Indonesia. Istilah ini aslinya dari Bahasa Belanda.

"Beken yang saya pikirkan bukan hanya beken yang merupakan singkatan dari bebas kendaraan. Artinya "well-known; familiar". Dikenal baik dan sudah menjadi bagian darah-daging dari aktivitas sehari-hari warga Bandung," terang Rahmat.

Latar belakang keilmuannya di S1 dan S2 Teknik Sipil menjadikannya fokus terhadap tata ruang, arsitektur, lanskap transportasi, dan kota yang ramah kepada pejalan kaki.

"Itu adalah mimpi yang saya ingin wujudkan di kota ini," tuturnya.

Rahmat berharap, Braga Beken tidak hanya berjalan sementara, melainkan untuk waktu-waktu ke depan. 

Ia berharap  kawasan Jalan Braga bisa steril itu dan benar-benar menjadi "walking street" sepenuhnya. Serta bisa dinikmati orang dari semua kalangan tanpa ada gangguan atau lalu lalang dari berbagai jenis kendaraan yang berbahan bakar fosil.

"Semoga juga Braga Beken tidak hanya digelar di akhir pekan, tetapi setiap hari. Saya sangat mengapresiasi kawasan ini," pungkas Rahmat.

Editor: Fauziah Ismi

Berita Terkait