PORTALJABAR, KOTA BANDUNG - BD (Becton Dickinson and Company), perusahaan teknologi medis global dan Bio Farma, perusahaan life science, melakukan penandatangani nota kesepahaman (MOU) guna memerangi tuberkulosis (TB) dengan menyediakan akses terhadap portofolio diagnostik TBC inovatif BD dan menjalin sebuah kemitraan untuk mengoptimalkan rantai pasokan solusi TBC di Indonesia.
MOU tersebut mencerminkan komitmen yang kuat terhadap kesehatan masyarakat dan inovasi, dan telah ditandatangani oleh pejabat Bio Farma, BD dan disaksikan oleh Menteri Kesehatan RI, Wakil Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, dan pejabat perusahaan lainnya.
Dengan lebih dari satu juta kasus TBC setiap tahunnya, Indonesia mempunyai beban penyakit TBC tertinggi kedua di dunia. TBC merupakan penyebab utama kematian akibat satu agen infeksius. TBC yang resistan terhadap salah satu atau kedua obat lini pertama yang biasanya digunakan dalam pengobatan, rifampisin (RIF) dan isoniazid (INH), masih menjadi rintangan penting dalam upaya memberantas penyakit ini, karena pasien TBC yang resistan terhadap obat memerlukan pengobatan yang berbeda.
Presiden BD Diagnostic Solutions Nikos Pavlidis mengatakan Kolaborasi ini merupakan bukti dedikasi perusahaan untuk membantu Indonesia dalam meningkatkan diagnosis TBC, khususnya TBC yang resistan terhadap beberapa obat dan TBC yang resistan terhadap satu obat,” ujar Nikos Pavlidis, Presiden, BD Diagnostic Solutions.
“Saya terdorong oleh upaya kolektif kami yang sejalan dengan tujuan nasional Indonesia untuk memberantas TBC pada tahun 2030," ucap Nikos, Selasa (21/11/2023).
Uji BD MAX™ MDR-TB memungkinkan laboratorium dan dokter untuk mendeteksi bakteri penyebab tuberkulosis dan menentukan apakah bakteri tersebut resisten terhadap beberapa obat atau resisten terhadap satu obat secara bersamaan, sehingga meningkatkan informasi yang tersedia untuk mengarahkan pengobatan optimal bagi pasien mereka.
Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya menurutkan bahwa Kerjasama Bio Farma dengan BD menambah peluang dan langkah penting bagi Bio Farma untuk memperdalam pengalaman, pengetahuan dan keahliannya di bidang pengembangan alat diagnostik serta merupakan bagian dari komitmen kami dalam meningkatkan akses layanan terkait TBC, mulai dari deteksi hingga vaksinasi.
“Kolaborasi ini membantu kami memperluas portofolio produk alat diagnostik, dan kami berharap dapat membantu Indonesia mengurangi kasus TBC secara signifikan dan menghilangkan TBC pada akhir dekade ini.” kata Shadiq.
Sistem BD MAX™ merupakan platform diagnostik molekuler yang sudah digunakan di ribuan laboratorium di seluruh dunia. Sistem ini sepenuhnya otomatis, mengurangi peluang terjadinya kesalahan manusia dan meningkatkan kecepatan dalam menghasilkan hasil, serta dapat memproses 24 sampel secara bersamaan, dan hingga beberapa ratus sampel per periode 24 jam.
Setiap unit mampu melakukan pengujian terhadap infeksi saluran pernapasan, patogen enterik, infeksi yang didapat di rumah sakit, dan infeksi menular seksual. Uji BD MAX™ MDR-TB disertakan dalam pembaruan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2021 mengenai diagnosis cepat untuk deteksi tuberkulosis.