BPBD Kabupaten Garut Gelar Sosialisasi Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami

Diterbitkan

Kamis, 21 September 2023

Penulis

Humaspemkabgarut

|

Humaspemkabgarut

816 kali

Berita ini dilihat

2 kali

Berita ini dibagikan

PORTALJABAR, KAB. GARUT - Penyelidik Bumi Madya di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Supartoyo menyoroti Garut sebagai daerah rawan terhadap gempa bumi dan tsunami. Hal ini disampaikannya di Joglo Abah Resto, Kabupaten Bandung, Senin (18/9/2023).

Selain sosialisasi, imbuhnya, penting pula dilakukan semacam peningkatan kapasitas seperti (ToT) bagi relawan bencana untuk menyampaikan informasi mitigasi bencana kepada masyarakat.

Supartoyo menyarankan agar pemerintah daerah dapat membuat peraturan daerah (perda) khusus mengenai mitigasi bencana gempa bumi maupun tsunami.

"Menurut saya sangat perlu, terutama mengantisipasi tsunami dari selatan, sebab kalau tidak dengan Perda ini untuk penindakan hukumnya agak susah, tapi kalau dengan Perda saya rasa akan lebih mudah," katanya.

Pihak PVMBG, imbuhnya, senantiasa mendorong daerah-daerah dengan potensi rawan bencana untuk memulainya dengan melahirkan perda, seperti halnya Kabupaten Cianjur yang telah memiliki perda mitigasi bencana.

"Yang di darat ada patahan aktif patahan garsela. Kemudian di sini juga pantainya wilayah rawan tsunami, karena ada sumber pembangkit tsunami yaitu dari mega thrust di mana potensinya menurut hitung-hitungan para ahli cukup besar mencapai sekitar 8,7 skala richter," ucapnya.

Untuk itu pihaknya mengajak semua pihak untuk terus meningkatkan kegiatan mitigasi dan melaksanakan simulasi serta menentukan jalur evakuasi.  Supartoyo juga mengingatkan upaya mitigasi harus dilakukan secara berkesinambungan dan tidak boleh diabaikan.

"Jadi sekali lagi upaya mitigasi ini jangan dilupakan, terus menerus jangan sampai kita melupakan," ungkapnya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggalan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Aah Anwar Saefulloh, menjelaskan, kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman dan edukasi kepada stakeholder, khususnya para camat, untuk menyampaikan informasi terkait mitigasi bencana kepada warganya. Hal ini penting mengingat wilayah Garut sendiri terdapat beberapa pantai dan beberapa daerah yang memiliki potensi bencana salah satunya yaitu sesar garsela di Kecamatan Samarang, Pasirwangi, dan Tarogong Kidul.

"Intinya memberikan pemahaman dan edukasi kepada stakeholder khususnya para camat di wilayah untuk menyampaikan kembali kepada warganya sehingga nanti camat dalam event-event di wilayahnya bisa menyampaikan kepada warganya," ucapnya.

Aah memaparkan, saat ini pihaknya tengah melakukan upaya untuk terus mendapatkan informasi mengenai potensi bencana baik dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) maupun dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sebagai bekal untuk melaksanakan Desa Tangguh Bencana.

"Kita upayakan daerah-daerah yang (rentan bencana), mungkin sekitar sesar garsela itu kita upayakan nanti tindak lanjuti dengan membuat Desa Tangguh Bencana sehingga nanti masyarakatnya paham bagaimana menghadapi bencana khususnya gempa," katanya.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tetap siaga karena bencana bisa terjadi kapan saja. Selain itu, ia juga mengajak kepada masyarakat untuk mencari informasi mengenai mitigasi bencana baik melalui website PVMBG, BMKG, maupun media lainnya.PVMBG, BMKG, maupun media  lainnya.

"Jadi intinya kita harus tau informasi dan mencari tau sendiri informasi sehingga nanti hal-hal yang tidak dikehendaki sudah bisa diantisipasi lebih awal," ungkapnya. (rdp*)

Editor: rdp

Berita Terkait