Juru Sembelih Hewan Harus Faham Karakter Hewan

Diterbitkan

Kamis, 15 Juni 2023

Penulis

Rilis Humas Pemdakab Garut

|

Rilis Humas Pemdakab Garut

1,1 rb kali

Berita ini dilihat

4 kali

Berita ini dibagikan

PORTALJABAR, KAB. GARUT - Menjelang Hari Raya Iduladha 1444 Hijriah beberapa hal yang perlu disiapkan dan diketahui oleh para penyembelih.

Selain itu, kepanitiaan harus mumpuni dan memahami cara menyikapi hewan kurban yang bermanuver atau memiliki kemungkinan untuk kabur.

"Kadang kan kalau dikejar-kejar itu semakin ngamuk sapinya, jadi karena sapi itu berkomunitas, jadi kalau kabur biarkan saja kabur cuma bawa sapi yang lebih lembut lepaskan, nanti dia pun akan jinak sendiri, itu caranya seperti itu," ucap Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Juru Sembelih Halal (Juleha) Kabupaten Garut, Dodiet Alidy (13/6/2023).

Selain mendatangkan sapi yang memiliki karakter lebih lembut dalam sebuah kumpulan sapi, yang harus disiapkan selanjutnya adalah keilmuan dan pemahaman tentang karakter sapi.

Menurut Dodiet, sapi di Garut lebih sedikit jinak dibandingkan dengan sapi Bali yang lebih dikenal dengan sapi sirkus.

"Jangankan untuk mohon maaf rap squeeze ataupun burnley itu pasti akan kena tendang, makanya ada trik dan teknik khusus yang memang diperlukan skill, kemampuan untuk menghadapi sapi seperti itu," ucapnya.

Kemudian, lanjut Dodiet, hal yang harus dipahami adalah kebersamaan panitia dalam perobohan sapi, melalui komando oleh 1 orang, 2 orang yang memegang bagian kepala, 1 orang bagian pengikatannya. Ia mengatakan, nantinya sapi akan ditarik bersama-sama melalui satu komando, mengingat sapi merupakan hewan yang mudah stres karena banyak orang, maka diharuskan sikap tenang dari panitia yang diiringi tim yang solid.

Selanjutnya, Dodiet menerangkan bahwa ketika sapi telah rubuh, maka harus diikat dengan tenang dan lembut, serta penyembelihan pun harus ihsan dengan bilah yang sangat tajam.

"Nanti setelah itu kita lihat berapa menit dari kematian setelah penyembelihan, dan nanti kita lihat reaksinya, jangan sampai nanti beberapa menit dibuka nanti sapinya ngamuk, jadi dilihat dari kornea mata kalau sudah ditekan dengan jari tidak ada reaksi berarti sapi sudah mati," paparnya.

Cara penanganan sapi yang sudah disembelih dengan baik adalah memisahkan area hijau dan area merah. Area merah dan area hijau dimaksud adalah tidak boleh dicampurkan agar tidak bau. Selain itu, imbuh Dodiet, sapi yang dalam keadaan baik ketika direbahkan dengan ihsan akan memiliki kualitas daging yang lebih bagus.

"Jadi kenapa sapi bau dagingnya kalau kurban, tidak enak tidak ada rasanya, karena cara penanganannya kurang bagus," ucapnya.

Dodiet Amengatakan kegiatan ini mengundang antusiasme masyarakat yang begitu besar, karena banyak masyarakat yang ingin mengetahui secara detail tentang penyembelihan hewan.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Garut, Sirodjul Munir menyatakan kegiatan ini penting dilakukan khususnya untuk menjamin penyembelihan hewan secara halalan toyyiban barokan.

"Di samping halal juga toyyib higienis istilahnya, itu sangat penting dilakukan oleh kita khususnya oleh umat muslim, maka sangat penting dilakukan pelatihan-pelatihan semacam ini," katanya.

Ia mengatakan, bagi peserta yang mengikuti pelatihan ini nantinya akan diberikan piagam yang ditandatangani oleh Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut dan MUI Kabupaten Garut.

Ia berharap, kegiatan ini bisa terus berjalan mengingat respon masyarakat terutama para pengurus DKM di Kabupaten Garut sangat antusias untuk mengikuti pelatihan ini. Sirodjul memaparkan, peserta yang bisa mengikuti pelatihan ini dibatasi hanya 50 orang per-angkatan. (Diskominfo Garut/Fauziah Ismi)

Editor: Fauziah

Berita Terkait