Laboratorium Lapangan Epidemiologi Akan Dikembangkan di Kabupaten Garut

Diterbitkan

Kamis, 23 November 2023

Penulis

Rilis Humas Pemdakab Garut

|

Rilis Humas Pemdakab Garut

372 kali

Berita ini dilihat

1 kali

Berita ini dibagikan

PORTALJABAR, KAB. GARUT - Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bersama Pemdakab Garut akan membangun Laboratorium Lapangan Epidemiologi di Kabupaten Garut. 

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kepala BBPK Ciloto, Sjamsul Ariffin, dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, dr. Leli Yuliani, dilakukan bersamaan dengan  acara Lokakarya Pemetaan Risiko dan Potensi Wilayah dengan Pendekatan One Health  Rabu (22/11/2023), di Ballroom Hotel Harmoni, Kabupaten Garut.

Kepala Dinkes Garut, dr. Leli Yuliani, menyatakan bahwa Garut dipilih sebagai laboratorium lapangan karena dukungan lintas sektor dan masyarakat, serta menjadi pusat pelatihan untuk penanganan wabah zoonosis di Indonesia. 

"Nanti Garut itu memang menjadi salah satu laboratorium lapangan untuk dilakukannya pelatihan terkait dengan respon cepat penanganan wabah yang disebabkan oleh zoonosis," ujarnya.

Lokasi laboratorium, di Kelurahan Margawati, nantinya diharapkan tidak hanya bermanfaat untuk Garut tetapi juga untuk seluruh Indonesia.

"Karena di Indonesia ini sekarang baru ada satu di Kulon Progo, dan sekarang yang kedua adalah di Kabupaten Garut, Kabupaten Garut yang dipilih menjadi salah satu laboratorium untuk epidemologi ini, karena memang Kabupaten Garut itu termasuk kooperatif, mendukung terhadap program-program yang memang ini baik untuk masyarakat," ungkapnya.

Tak hanya itu, ia juga menilai adanya laboratorium lapangan ini, diharapkan membantu program pemerintah pusat, untuk meningkatkan SDM kesehatan di Indonesia, dalam hal merespon wabah penyakit yang mungkin terjadi.

"Kemudian juga mudah-mudahan nanti bisa menjadikan Desa Margawati itu menjadi desa wisata, karena nanti banyak dikunjungi oleh dari berbagai daerah, yang ketiga yaitu tentu saja program-program pengentasan wabah bisa segera tertangani, jadi segera ketika diketahui ada wabah, bisa teratasi karena memang kita sudah ada praktek lapangannya," ucapnya.

Kepala Diskannak Kabupaten Garut, Beni Yoga Gunasantika, turut memberikan tanggapan atas kerja sama strategis dari BBPK Ciloto yang didukung oleh INDOHUN dan USAID ini, di mana ia melihat jumlah populasi ternak khususnya peternakan rakyat yang ada di Kabupaten Garut juga cukup strategis. 

Beni juga memaparkan, melalui lokakarya ini para peserta khususnya petugas kesehatan hewan dilatih untuk memitigasi resiko kebencanaan dari zoonosis yang disebabkan oleh hewan.

"Jadi mudah-mudahan tentu ini akan memperkecil dampak-dampak yang terjadi, seperti yang dikenal oleh masyarakat flu burung, antraks, rabies dan sebagainya. Mudah-mudahan dengan pelatihan ini penyebab atau penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh hewan ini bisa semakin dikurangi," ungkapnya.

Kepala BBPK Ciloto, Sjamsul Arifin, menjelaskan Garut dipilih karena karakteristiknya yang berpotensi mengalami KLB terkait zoonosis. Laboratorium lapangan ini diharapkan memberikan manfaat bagi Garut dan menjadi lokasi pelatihan bagi peserta dari seluruh Indonesia, dengan potensi meningkatkan ekonomi lokal melalui homestay.

Sjamsul juga menerangkan, adanya laboratorium lapangan ini akan memberikan banyak benefit tersendiri bagi Kabupaten Garut, karena nantinya peserta yang akan memanfaatkan laboratorium lapangan ini akan berasal dari berbagai daerah di Indonesia, sehingga Kabupaten Garut bisa ter-expose.

Sjamsul menargetkan laboratorium lapangan epidemiologi di Kabupaten Garut dapat berjalan pada tahun depan, dengan harapan dapat meningkatkan pilihan wahana latihan bagi peserta dari seluruh Indonesia yang berlatih di BBPK Ciloto.

Turut dihadiri berbagai pihak, termasuk Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut, Beni Yoga Gunasantika, serta melibatkan secara virtual Koordinator Indonesia One Health University Network (INDOHUN), Prof. Agus Suwadono, dan Office Director United State Agency for Internasional Development Indonesia (USAID), Enilda Martin. (rdp*)

Editor: Rdp

Berita Terkait