JAKARTA - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyebutkan terdapat kenaikan okupansi pada malam pergantian tahun, meski tidak merata. Tingkat okupansi pada akhir tahun secara nasional bisa mencapai target kenaikan 5 sampai 10 persen, terlepas dari ketiadaan cuti bersama.
Hal itu disampaikan Menparekraf Sandiaga Uno di Jakarta, seperti dikutip dari siaran pers Kemenparekraf.
Bandung menjadi salah satu destinasi liburan. Bandung pada malam tahun baru 2022 juga mencapai angka okupansi maksimal dan sebanyak 50 hotel yang tergabung dalam H3B saat ini dalam kondisi penuh.
Sesuai peraturan yang berlaku saat ini okupansi hotel diberi batas 75 persen oleh Pemkot Bandung. Tahun lalu, rata-rata keterisian hotel pada Desember hanya di kisaran 40 sampai 50 persen.
Menteri Sandiaga menyebutkan pada Libur Natal lalu rata-rata tingkat hunian (okupansi) kamar hotel secara regional Bali mencapai 55 persen, dengan 95 persen yang memenuhi okupansi adalah wisatawan nusantara.
Di Yogyakarta, peningkatan reservasi hotel usai libur tahun baru sudah mencapai lebih dari 40-60 persen.
Bali menurutnya tetao menjadi lokasi pilihan untuk liburan. Terkait jumlah kunjungan wisatawan ke Bali saat libur Natal dan Tahun Baru, bila melihat arus balik, jumlah keberangkatan penumpang pada Sabtu (1/1/2022) sebanyak 11.271 orang yang diangkut dengan 81 penerbangan.
Dengan berakhirnya masa liburan akhir tahun, diprediksi jumlah keberangkatan akan meningkat. Diprediksi ada sekitar 15 ribu lebih penumpang yang akan meninggalkan Bali. Rata-rata kunjungan diprediksi akan meningkat 2-3 kali lipat saat libur Natal dan Tahun Baru 2022. Guh