Penting Diketahui, Perbedaan Gejala DBD Dulu dan Sekarang

Diterbitkan

Selasa, 26 Maret 2024

Penulis

Diskominfo Kota Bandung

|

Diskominfo Kota Bandung

7,4 rb kali

Berita ini dilihat

29 kali

Berita ini dibagikan

PORTALJABAR, KOTA BANDUNG -  Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Anhar Hadian menyebut mayoritas kasus Demam Berdarah (DBD) yang belakangan terjadi di Kota Bandung muncul dengan gejala yang berbeda dengan DBD pada umumnya.

Seperti diketahui, gejala-gejala demam berdarah pada umumnya yaitu demam mendadak, sakit kepala, nyeri belakang bola mata, mual dan muntah, manifestasi perdarahan seperti mimisan atau gusi berdarah, kulit ruam kemerahan, dan nyeri otot, tulang sendi, dan munculnya bintik kemerahan di kulit penderitanya.

Namun, Anhar menyebut mayoritas kasus DBD di Kota Bandung belakangan ini tidak menunjukkan tanda-tanda yang biasa dikenali.

"Gejalanya itu demam tidak kunjung sembuh. Dan tidak ada gejala bintik merah. Ini yang perlu diwaspadai," kata Anhar di Balai Kota, Selasa (26/3/2024).

Ia khawatir, gejala DBD baru ini menyerupai gejala flu biasa, sehingga masyarakat akan menganggap gejala yang dialami tersebut merupakan penyakit flu biasa.

Meski begitu, Anhar menjelaskan ada perbedaan mendasar antara gejala flu biasa dan gejala DBD yang belakangan muncul.

"Jadi gejalanya demam. Dua-tiga hari naik, turun sedikit, naik lagi. Perbedaannya dengan flu, jika flu, itu saat diberi paracetamol, istirahat yang cukup dan makan yang banyak, itu akan kembali pulih. Nah, kalau DBD ini setelah dua-tiga hari, dia tidak membaik," bebernya.

Oleh karena itu, Anhar mengingatkan kepada masyarakat yang mengalami gejala demam tak kunjung sembuh selama lebih dari dua hari untuk segera mengakses layanan kesehatan.

"Kalau sudah 2 hari seperti itu (menunjukkan gejala demam dengan suhu naik-turun-naik) waspada.  Langsung dibawa ke Puskesmas saja. Jangan menunggu semakin parah," pesannya.

Pada kesempatan tersebut, Anhar juga menyampaikan, hingga Jumat (22/3/2024), jumlah kasus DBD di Kota Bandung menyentuh angka 2.098. Oleh karenanya, ia meminta semua pihak meningkatkan kewaspadaan.

"2.098 kasus kumulatif sepanjang 2024. Ini data hingga Jumat," katanya. (Diskominfo Kota Bandung/Revo)

Editor: Revo

Berita Terkait