Tangani Sampah Organik, Pemkot Bandung Siapkan Hanggar Maggot di 151 Kelurahan dan TPS Gedebage

Diterbitkan

Selasa, 21 November 2023

Penulis

Diskominfo Kota Bandung

|

Diskominfo Kota Bandung

1,9 rb kali

Berita ini dilihat

3 kali

Berita ini dibagikan

PORTALJABAR, KOTA BANDUNG - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tengah menyiapkan hanggar budidaya maggot di 151 kelurahan Kota Bandung. Budidaya larva lalat tentara hitam (black Soldier fly/BSF) diharapkan bisa mengolah lebih dari 151 ton sampah organik di suatu wilayah.Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna saat rapat koordinasi Penanganan Sampah pada Masa Darurat Sampah di Balai Kota Bandung, Senin (20/11/2023).

“Pembangunan hanggar maggot di kelurahan-kelurahan harus diakselerasi, tentu ini bisa mengatasi penumpukan sampah organik,” katanya.

Ema menargetkan, budidaya maggot dapat mengolah 1 ton sampah organik per hari di satu kelurahan. Nantinya, hanggar maggot berdiri di tanah seluas 10 x 10 meter.

Untuk pengelolanya berasal dari program padat karya pengolahan sampah organik. Sebanyak 604 orang direkrut untuk menjadi petugas pengolah sampah organik yang disebar ke 151 Kelurahan di Kota Bandung. Selain itu, juga terdapat 50 orang pendamping.

Ema juga mengatakan, saat ini tengah menyiapkan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Gedebage. Di TPS ini akan disiapkan 10 mesin gibrik mini dan budidaya maggot. Diperkirakan dapat mengelola lebih dari 38 ton sampah per hari.

"Di sana (TPS Gedebage) sampah diolah, mulai maggot, kompos hingga pencacah mesin gibrik ada 10 mesin. Mudah-mudahan akhir November selesai," katanya.

Ema mengungkapkan, saat ini TPS Gedebage masih dalam tahap persiapan. Dalam waktu dekat juga akan disiapkan biofoam untuk kandang maggot.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Dudy Prayudi mengatakan sampai 19 November 2023 masih terdapat 4 TPS yang kelebihan beban, data tersebut berkurang dari sebelumnya 8 TPS.

Keempat TPS tersebut yakni di Gedebage, Baturengat, Taman Holis dan Ciwastra.

“Untuk TPS terkendali naik dari 214 TPS menjadi 229 TPS , sedangkan belum rampung menurun 33 TPS menjadi 22 TPS, dan kelebihan beban TPS dari TPS 8 berkurang menjadi 4 TPS,” katanya.

Dudy mengungkapkan, dari 1.300 ton sampah harian, 628 ton yang boleh diterima TPA Sarimukti, ada sisanya di olah di beberapa cluster. Ia pun menyebut berbagai skema pengolahan sampah terus dilakukan.

“Ke depan bisa terlaksana pengolahan organik, maggotisasi kelurahan 151 ton, kang empos 166,6 ton, mesin Gibrik di 11 TPS 180 ton per hari,” katanya.

"Kita juga akan melakukan pengomposan di lahan milik provinsi sekitar 41 ton per hari, dengan insnerator 44 ton per hari. Ini skenario kita. Mudah-mudahan berjalan dengan maksimal," ujarnya. (rdp*)

Editor: rdp

Berita Terkait