PORTALJABAR, KOTA BANDUNG - Kepala Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) mengapresiasi warga masyarakat Kampung Cipondok yang bersedia meninggalkan rumah mereka yang letaknya di dekatnya dengan lokasi terjadinya tanah longsor pada Minggu (7/1/2023) lalu.
Demikian disampaikan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat meninjau lokasi terdampak tanah longsor di Kampung Cipondok, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Kasomalang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (10/1/2024).
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Subang, setidaknya 40 rumah warga terancam pergerakan tanah akibat kejadian tanah longsor di Desa Cipondok tersebut.
“Masyarakat Subang yang terkena bencana juga kesadarannya meningkat, mereka mau meninggalkan rumah dan berada di tempat pengungsian, ada beberapa ratus orang,” katanya.
"Walaupun secara konsisten juga berkurang, warga tidak kembali ke rumah dia sendiri karena khawatir ada longsor susulan, tapi sementara ke rumah saudara dan keluarganya yang lain", imbuhnya.
Laporan Posko Bencana Terpadu Kabupaten Subang pada hari Rabu (10/1/2024) sebanyak 138 orang warga yang terdiri dari orang dewasa, anak-anak, balita, ibu hamil, dan lansia bertahan di pengungsian di Majelis Taklim NurrusSyifa dan RA Fajrul Islam, Kecamatan Kasomalang.
Suharyanto menyatakan penanganan pengungsi yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Subang telah berjalan dengan baik. Semua unsur forkopimda terlibat aktif dalam penangangan pengungsi tanah longsor di Kampung Cipondok antara lain Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Subang, TNI, Polri, PMI, Dinas Sosial dan unsur lainnya dalam posko darurat sebagai pos komando dan pengatur strategi dan koordinasi.
Puskesmas Kabupaten Subang juga membuka pelayanan kesehatan sejak hari pertama pos pengungsian berdiri.
Terjadinya tanah longsor di Desa Cipondok, Kecamatan Kasomalang, Kabupaten Subang menimbulkan kerugian material antara lima warung milik warga, tiga jalur kolam ikan dan dua hektar sawah tertimbun material longsor.
Longsor kali ini juga merusak pipa sambungan air milik PDAM Kabupaten Subang. Akibatnya, sebanyak 13.000 pelanggan air PDAM di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Jalancagak, Kecamatan kasomalang, dan Kecamatan Cisalak terputus akses air bersihnya.
Terkait kerugian materil longsor Cipondok, Kabupaten Subang, Kepala BNPB memberikan arahan kepada Pemdakab Subang melalui PJ Bupati Kabupaten Subang, Imran, antara lain untuk melakukan perbaikan pipa PDAM yang rusak agar pelanggan PDAM dapat segera terpenuhi kembali kebutuhan air bersihnya.
"Untuk penanganan jangka pendek, BNPB bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Subang menangani kerusakan pipa PDAM ini sehingga 13.000 pelanggan ini bisa terpenuhilah kebutuhan airnya", ungkapnya.
Selanjutnya, Suharyanto menginstruksikan kepada Kepala Daerah Kabupaten Subang untuk membuat kajian lingkungan terkait area perbukitan dan pemukiman di sekitar lokasi tanah longsor Cipondok. Teknis pelaksanaannya akan bekerja sama dengan instansi terkait seperti Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Hasil dari kajian tersebut diharapkan dapat memberi rekomendasi kepada Pemdakab Subang untuk mengambil kebijakan terkait permasalahan lahan di sekitar mata air Desa Cipondok.
Dalam rangkaian kegiatan peninjauan lokasi dan pengungsi bencana tanah longsor Kabupaten Subang ini, Kepala BNPB turut menyerahkan dukungan operasional penanganan darurat bencana tanah longsor di Kabupaten Subang berupa dana siap pakai sebesar 250 juta rupiah kepada Pemdakab Subang.
Selain itu, turut diserahkan pula dukungan peralatan dan logistik berupa 200 lembar selimut, 200 lembar matras, 100 paket sembako, 216 botol sabun cair, 200 pouch makanan siap saji, 200 dus air mineral, dan 1 unit tenda pengungsi.(no/rdp*)