Wabup Garut : Seluruh Stakeholder Berperan dalam Upaya Penurunan Stunting

Diterbitkan

Rabu, 14 Desember 2022

Penulis

Rilis Humas Pemdakab Garut

|

Rilis Humas Pemdakab Garut

661 kali

Berita ini dilihat

0 kali

Berita ini dibagikan

PORTALJABAR, KAB. GARUT - Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut menggelar Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) dengan penanggung jawab program terkait teknis upaya penanganan di Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas), di Ballroom Hotel Harmoni, Kabupaten Garut, Senin (12/12/2022). Rakortek dibuka resmi oleh Wakil Bupati (Wabup) Garut dr. Helmi Budiman.

Helmi menyatakan, permasalahan stunting merupakan masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh hanya satu dinas saja, akan tetapi seluruh stakeholder sangat berperan dalam hal penurunan stunting di Kabupaten Garut.

Helmi menyebutkan, terdapat empat penyebab yang mempengaruhi sektor kesehatan, di mana faktor lingkungan menjadi salah satu yang memiliki peran paling besar terhadap adanya balita stunting.

"(sektor) kedua (yaitu) perilaku, yang ketiga pelayanan kesehatan, yang keempat turunan, karena yang terkait dengan lingkungan kesehatan itu, Dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) terkait dengan sanitasi, sanitasi air bersih, yang terkait dengan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang terkait dengan septic tank, bahkan terakhir dengan kloset, itu PUPR, makanya harus hati-hati," katanya.

Menurut Helmi, lingkungan memiliki kontribusi yang besar terhadap munculnya kondisi stunting pada balita. Maka dari itu, para Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki tugas yang sangat berat dan sangat besar untuk mempersiapkan generasi mendatang.

"Karena kita merencanakan satu kondisi di mana bangsa kita harus keluar dari kemiskinan, harus keluar dari banyaknya pengangguran, harus keluar dari kebodohan, harus keluar dari segala macam yang bisa merendahkan bangsa kita, maka dari itu disusunlah suatu rencana di mana tahun 2025 Indonesia ini mencapai kejayaan," ucapnya.

Kepala Dinkes Garut dr. Maskut Farid mengungkapkan, guna mengatasi salah satu penyebab kondisi stunting, yaitu permasalahan lingkungan, maka diperlukan pengelolaan sampah rumah tangga yang baik, baik sampah padat maupun sampah yang cair.

Ia menambahkan, pihaknya juga ingin kondisi new born new stunting ini diperbaiki, dengan dilakukannya intervensi terhadap bayi usia 0 sampai 6 bulan, di mana dalam usia ini bayi tidak boleh diberi makanan melainkan harus mengkonsumsi ASI eksklusif. Maka dari itu, lanjut Maskut, adanya ASI eksklusif ini memperbaiki kondisi tersebut sebesar 50%.

"Belum nanti kita perbaiki kualitas ASI-nya, dengan makanan ibunya harus bagus, makanannya harus makan 6 kali sehari, minumannya harus 14 kali sehari, kemudian sisi emosional ibu yang melahirkan ini juga harus bagus," ujarnya.

Senada dengan Wabup Garut, Kepala Bidang Kesmas Dinkes Garut dr. Tri Cahyo Nugroho menyampaikan, upaya percepatan penurunan stunting merupakan hal yang harus dilaksanakan oleh seluruh bidang di Dinkes Garut bahkan lintas sektor di Kabupaten Garut. Ia berharap, target zero new stunting di tahun 2024 bisa terwujud di Kabupaten Garut.

"Dan kami optimis kepala puskesmas, petugas pengelola gizi, ada bidan, ada promkes, dan banyak petugas di puskesmas-puskesmas lainnya kita bergerak bersama dan hasilnya bisa kami laporkan," katanya. (humaspemkab.Garut/UPI)

Editor: Upi

Berita Terkait