PORTALJABAR, KAB. BEKASI -   Wakil Bupati (Wabup) Bekasi Asep Surya Atmaja mengapresiasi pelaksanaan Festival Bank Sampah se-Kecamatan Cibitung dalam rangka peringatan Hari Bumi 2025.

Festival ini dirangkai dengan seminar dan sosialisasi pengelolaan sampah untuk memperkuat peran masyarakat menjaga lingkungan dan mendorong ekonomi sirkular berbasis pemanfaatan limbah rumah tangga.

Sebanyak enam desa dan satu kelurahan berpartisipasi dalam kegiatan yang digelar di Halaman Kantor Kecamatan Cibitung pada (22/4/2025), dengan menampilkan hasil kerajinan dari sampah daur ulang sebagai bentuk komitmen terhadap lingkungan bersih dan berkelanjutan.

Kegiatan ini diinisiasi oleh Kecamatan Cibitung dan Forum Bank Sampah sebagai bagian dari gerakan lingkungan di tingkat kecamatan.

Wabup meninjau langsung stan-stan produk daur ulang dan menyampaikan rencana perluasan tempat pembuangan sampah sementara ke seluruh desa.

“Alhamdulillah saya bisa menghadiri Festival Bank Sampah dan Sosialisasi Persampahan. Ke depan, tempat sampah sementara akan diupayakan ada di setiap desa,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya kesadaran kolektif dalam penanganan sampah sebagai tanggung jawab bersama masyarakat.

“Pemilahan sampah dari rumah tangga mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir Burangkeng dan memberdayakan masyarakat secara sosial dan ekonomi,” jelasnya.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bekasi, Budi Muhammad Mustafa menyampaikan DPRD telah menuntaskan pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Sampah dan menargetkan pengesahan dalam waktu dekat.

“Setiap kecamatan wajib memiliki bank sampah, termasuk di pasar dan instansi. Kami di DPRD mendukung penuh, bahkan mendorong pemberian insentif bagi pegiat bank sampah di tiap RW,” katanya.

Ia mengungkapkan sekitar 30 persen dari seluruh bank sampah di Pemkab Bekasi berada di Kecamatan Cibitung, yang layak dijadikan contoh pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

Camat Cibitung, Encun Sunarto menyampaikan bahwa saat ini telah terbentuk 123 bank sampah yang tersebar di 70 dari 172 RW di Kecamatan Cibitung.

Target yang diusung adalah satu RW satu bank sampah sebagai upaya mewujudkan pengelolaan sampah berbasis komunitas.

“Ini tantangan besar, tapi seluruh stakeholder dan warga mendukung. Kami juga mendorong sekolah-sekolah mengelola sampahnya masing-masing,” ungkapnya.

Ia menjelaskan beberapa RW telah berhasil memproduksi kompos, pupuk, kerajinan, sabun dari minyak jelantah, dan eco-enzym, yang bernilai ekonomi sekaligus menjaga lingkungan.

Festival Bank Sampah di Kecamatan Cibitung menjadi wadah edukasi dan apresiasi terhadap upaya pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

Melalui dukungan regulasi DPRD, penguatan peran bank sampah di tingkat RW, serta keterlibatan dunia pendidikan, Kecamatan Cibitung diharapkan menjadi percontohan pengelolaan sampah terpadu di Pemkab Bekasi.

Komitmen bersama ini diharapkan mengurangi beban TPA, meningkatkan kesadaran lingkungan, dan memberi nilai tambah ekonomi bagi masyarakat.
(Diskominfosantik Kab. Bekasi/Fau)