BNPB Ingatkan Masyarakat Lakukan Latihan Kesiapsiagaaan Bencana

Diterbitkan

Jumat, 26 April 2024

Penulis

REP. NO

|

REP. NO

165 kali

Berita ini dilihat

1 kali

Berita ini dibagikan

PORTALJABAR, KOTA BANDUNG - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan semua pihak untuk melakukan latihan atau simulasi kesiapsiagaan pada Hari Kesiapsiagaaan Bencana (HKB) pada Jumat (26/4/2024).

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyatakan, BNPB menekankan pentingnya latihan atau simulasi kesiapsiagaan sehingga semangat 'Siap untuk Selamat' melekat pada setiap warga negara. 

“Upaya kesiapsiagaan dapat dilakukan di dalam keluarga, misalnya membuat rencana kesiapsiagaan keluarga. Setiap keluarga dapat memulainya untuk memastikan anggota keluarga memahami dan melakukan latihan kesiapsiagaan,” ucap Muhari, Kamis (25/4/2024).

"Dalam lingkup keluarga, seperti apa penyusunan rencana kesiapsiagaan keluarga? Kepala keluarga dapat mengajak setiap anggota keluarga untuk mengidentifikasi risiko, bahaya, kerentanan dan kapasitas di dalamnya," imbuhnya.

Menurut Muhari, untuk mengidentifikasi potensi bahaya, setiap keluarga dapat memanfaatkan aplikasi inaRISK yang dapat diunduh melalui ponsel pintar. Aplikasi inaRISK yang dikembangkan BNPB akan menampilkan upaya mitigasi setelah ancaman bahaya teridentifikasi. 

“Latihan sangat penting dilakukan karena setiap keluarga memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda, misalnya rumah yang dimiliki tidak sepenuhnya tahan gempa atau ada anggota keluarga yang difabel,” katanya.

Hal-hal tersebut harus dapat diidentifikasikan oleh setiap keluarga sehingga risiko dapat dicegah atau dimitigasi sejak dini. 

Di sisi lain, jelas Muhari, keluarga juga dapat menentukan titik pengumpulan ketika terjadi tanah longsor atau pun langkah-langkah jika terjadi banjir, misalnya pemantauan informasi cuaca, penyimpanan dokumen penting hingga penyiapan tugas siaga bencana. 

Berbagai skenario latihan dapat dikembangkan oleh setiap keluarga. Pertama, pahami terlebih dahulu setiap ancaman bahaya, kerentanan dan kapasitas. 

Kapasitas ini dapat berbentuk banyak hal, seperti cara tepat mengeluarkan air, kemampuan untuk berenang dan masih banyak lagi. 

Selanjutnya, keluarga dapat menggagas solusi ketika terjadi bencana, misalnya penentuan tempat berkumpul keluarga, memiliki nomor telepon lembaga untuk dukungan darurat, hingga penyiapan tugas siaga bencana.  

Melalui latihan, setiap keluarga dapat belajar untuk mengasah kemampuan dalam antisipasi situasi krisis atau bencana. BNPB mengharapkan dengan latihan kepanikan warga saat krisis atau bencana dapat dikendalikan oleh setiap individu. 

Berdasarkan survei pascagempa Kobe tahun 1995, persentase tertinggi atau sekitar 34,9 persen warga selamat dari bencana karena kemampuan penyelamatan diri sendiri. Setelah itu, 31,9 persen para korban selamat karena bantuan oleh anggota keluarga. 

Pelaksanaan latihan atau simulasi pada HKB mendapatkan dukungan penuh, salah satunya melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Melalui surat nomor 11385/A.A7/HM.00.00/2024 perihal Pertisipasi Hari Kesiapsiagaan Bencana Tahun 2024, Kemendikbudristek mengimbau untuk seluruh perguruan tinggi di lingkungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III untuk berpartisipasi dalam HKB. 

Pada 2023 lalu, HKB mengangkat tema ‘Tingkatkan Ketangguhan Desa, Kurangi Risiko Bencana’. BNPB menyelenggarakan puncak kegiatan di Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur. 

Di tahun 2024 ini, HKB mengangkat tema ‘Indonesia Tangguh, Indonesia Hebat’. Puncak kegiatan dilangsungkan di Provinsi Sumatra Barat. (rep no)

Editor: Fauziah Ismi

Berita Terkait