Wabup Garut Hadiri Ground Breaking Pembangunan RS Paru : Harapan Baru Bagi Pasien TB

Diterbitkan

Sabtu, 23 September 2023

Penulis

Diskominfo Garut

|

Diskominfo Garut

647 kali

Berita ini dilihat

0 kali

Berita ini dibagikan

PORTALJABAR, KAB. GARUT - Wakil Bupati (Wabup) Garut,  Helmi Budiman turut serta dalam pelaksanan Ground Breaking Pembangunan Gedung Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Bandung Unit Pelayanan Fungsional (UPF) Garut - Rumah Sakit Paru Dr. H. A. Rotinsulu, yang terletak di Jalan Pembangunan, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut,  (19/9/2023).

Pentingnya kehadiran Rumah Sakit Paru di Garut tidak dapat diabaikan, terutama mengingat jumlah pasien Multi Drug Resistant Tuberculosis (MDR TB) di Kabupaten Garut mencapai lebih dari 90 orang. 

Helmi menyebutkan bahwa rumah sakit ini akan memudahkan proses pengobatan bagi pasien TB di Kabupaten Garut, yang sebelumnya harus melakukan perjalanan bolak-balik ke Bandung.

"Betul, cuman kan masalahnya kebosanan, kan bolak balik Bandung kan cukup lama begitu ya, transportasi begitu kan, belum di mobilnya sakit dia kan. Jadi ini memang akan membantu masyarakat Garut yang asalnya ke Bandung cukup di Garut saja," ucapnya.

Tak hanya membantu pasien TB Garut, Rumah Sakit Paru ini juga mampu menampung pasien dari kabupaten sekitarnya yang jaraknya dekat dengan Kabupaten Garut.

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Azhar Jaya menekankan bahwa adanya sarana kesehatan yang memadai di Kabupaten Garut akan mengurangi beban kesehatan di Kota Bandung.

Azhar percaya Rumah Sakit Paru ini sangat diperlukan oleh masyarakat Jawa Barat, khususnya Kabupaten Garut.

Ia menerangkan faktor utama yang menyebabkan tingginya angka TB adalah banyaknya pengobatan yang tidak tuntas, pasien merasa bosan untuk melakukan pengobatan, sehingga obat yang diberikan menjadi resisten atau kebal. Maka dari itu, imbuhnya, hal ini menimbulkan kondisi MDR yang memerlukan pengobatan yang lebih intensif.

" Multidrag Resistan, jadi TB yang resistan terhadap obat-obatan yang standar, ini yang bahaya. Kenapa? Karena orang ini akan terus menularkan dari satu orang ke orang yang lain, bukan hanya di keluarganya tapi di masyarakatnya. Ini yang mau kita coba cegah," ucapnya. 

Editor: (Diskominfo Garut/Fauziah Ismi)

Berita Terkait