Pemkot Bandung Luncurkan Program Bandung Nyaah Ka Indung

Diterbitkan

Selasa, 15 April 2025

Penulis

Diskominfo Kota Bandung

|

Diskominfo Kota Bandung

968 kali

Berita ini dilihat

6 kali

Berita ini dibagikan

PORTALJABAR, KOTA BANDUNG - Suasana Balai Kota Bandung pada Senin pagi, (14/4/2025) terasa berbeda dengan kehadiran energi cinta dan empati yang memenuhi pelataran.

Alunan musik dari para seniman lokal dan suara merdu Melly Goeslaw membawakan lagu Bunda mengiringi suasana haru.

Tangis kecil terdengar ketika bait lagu menyentuh rasa syukur dan cinta terhadap sosok paling mulia yakni ibu.

Di tengah suasana tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung meluncurkan program Bandung Nyaah Ka Indung.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan memimpin langsung peluncuran yang merupakan kolaborasi untuk meningkatkan kesejahteraan kelompok rentan, khususnya lansia perempuan.
Program ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan kepala daerah se-Jawa Barat yang dipimpin Gubernur Jawa Barat pada (7/4/2024).

“Alhamdulillah pagi ini kami berhasil meluncurkan program Nyaah Ka Indung sebagai bentuk kolaborasi yang melibatkan tidak hanya aparatur sipil negara (ASN), tetapi juga anggota dewan, Dharma Wanita, serta Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK),” ujar Farhan.

Ia menjelaskan, program ini bertujuan membangkitkan empati terhadap kelompok rentan seperti lansia dan perempuan.

"Para ibu-ibu ini termasuk dalam paling tidak dua kelompok rentan: perempuan dan lansia. Kalau mereka juga cacat, itu sudah tiga lapis kerentanan. Maka empati harus jadi dasar dulu, baru kita bangun program teknokratis lainnya," jelasnya.

Salah satu bentuk nyata program ini adalah kewajiban setiap ASN Kota Bandung mengadopsi satu indung asuh di lingkungan tempat tinggal untuk dibantu dalam akses kesehatan dan gizi.

“Ini pengembangan dari pos pembinaan terpadu (posbindu). Kita ingin agar posbindu ini menjadi lebih hidup dan mempunyai dampak langsung,” kata Farhan.

Lurah dan RW akan menjadi penghubung utama dalam pelaksanaan program yang akan dievaluasi pertama kali pada akhir bulan ketiga dan evaluasi total pada bulan keenam.

“Kita tidak akan menghentikan program ini, tapi kita akan terus memperbaikinya. Ini jadi modal awal kita untuk memperkuat kembali posbindu-posbindu yang ada,” imbuhnya.

Program ini tidak dimaksudkan menggantikan peran keluarga, tetapi mendorong kesadaran kolektif mengenai peran empati sosial.

“Jangan berpikir negatif bahwa banyak lansia terlantar. Hal yang kita lakukan adalah membangkitkan empati agar peran posbindu bisa lebih optimal. Karena salah satu beban cakupan kesehatan semesta (Universal Health Coverage/UHC) kita adalah lansia yang mengalami penyakit degeneratif,” jelasnya.

Simbolis bantuan diserahkan kepada 14 ibu lansia dari berbagai kecamatan oleh Wali Kota, Wakil Wali Kota, Ketua TP PKK, serta sejumlah kepala dinas.

Beberapa ASN turut menghadirkan ibunda tercinta sebagai bentuk nyata penghormatan kepada ibu dimulai dari rumah.

Dukungan juga datang dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung, yang menyatakan komitmen untuk turut serta dalam program.

Wakil Ketua DPRD Kota Bandung, Toni Wijaya mengapresiasi program ini dan akan mengajak 50 anggota DPRD Kota Bandung untuk terlibat.

“Kita sangat mendukung program Bandung Nyaah Ka Indung. Saya akan mengajak semua anggota DPRD yang 50 orang secepat mungkin jadi ada lanjutannya,” katanya. (Diskominfo Kota Bandung/Fau)

Editor: Fauziah Ismi

Berita Terkait