Pj Wali Kota Bandung Ajak BUMD Kelola Sampah

Diterbitkan

Jumat, 8 November 2024

Penulis

Diskominfo Kota Bandung

|

Diskominfo Kota Bandung

355 kali

Berita ini dilihat

0 kali

Berita ini dibagikan

PORTALJABAR, KOTA BANDUNG - Pemda Kota Bandung terus memasifkan pengelolaan sampah di seluruh lapisan. Mulai dari unsur pendidikan, pengusaha restoran, pesantren, hingga didorong untuk memilah sampahnya secara mandiri.

Kali ini, Pj. Wali Kota Bandung, A. Koswara mengajak Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk mengelola sampah mulai dari sumbernya. Koswara yakin, BUMD bisa merangkul masyarakat untuk mengelola sampah.

“Memerlukan strategi komprehensif untuk menangani persoalan sampah. Beberapa hal sudah dikomunikasikan dengan beberapa asosiasi antara lain PHRI, AKAR, perguruan tinggi hingga pusat dunia dunia,” kata Koswara pada kegiatan Silaturahmi bersama BUMD, di Balai Kota Bandung (6/11/2024).

Ia menyampaikan, gerakan budaya memilah menjadi sampah penting sebagai awal pengelolaan sampah.

“Karena gerakan budaya, keterlibatan semua pihak sangat penting. Kita mengajak kepedulian membangun budaya penyelesaian sampah secara komprehensif. Ini harus menjadi gerakan massal untuk mengelola sampah secara mandiri dari sumbernya,” tegas Koswara.

Menurutnya, budaya membuang sampah tanpa dipiliah harus diubah dengan memilah di rumah, kantor atau tempat masing-masing.

"Kunci dari sumber ada di pemilahan. Budaya membuang sampah tanpa dipilah harus diubah. Pemerintah sudah mempersiapkan cara pengolahan. Dengan memilah, 50 persen proses pengolahan sudah dilakukan, proses berikutnya akan sangat mudah dan efisien," bebernya.

Ia menuturkan, Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) digandeng bersama BUMD atau BUMN dalam bentuk pengelolaan sampah.

“Dibantu dengan peran para pengusaha, BUMN dan BUMD dalam bentuk program bersama untuk pengelolaan sampah, nanti bisa diproses untuk di sumber di RT dan RW dalam bentuk bak pemilahan,” katanya.

Meskipun TPA Sarimukti masih terbatas, Koswara mengatakan Kota Bandung mengambil sikap untuk tidak bergantung pada TPA.

“TPA Sarimukti kemungkinan bisa dipakai secara maksimal lagi di tahun 2025 akhir atau tahun 2026. Kami mengambil sikap tidak bergantung TPA, sehingga perkuat pengelolaan dari sumber dan berakhir di TPS. Kalaupun ke TPA benar benar residu maksimal 30 persen. Perkiraan 500-600 ton dari produksi sampah," bebernya.

"Sisanya diolah dan dimanfaatkan kembali dan menghasilkan sirkular ekonomi bagi masyarakat. Ini yang diharapkan. Strategi harus dipakai secara konsisten. Harus dibudayakan pemilahan sampah dengan baik," tambah Koswara.

Ia mengungkapkan, dari 383 RW sudah punya sirkular ekonomi mengolah sampah dan menghasilkan produk. Misalkan maggot, kompos, hasil pertanian, Buruan Sae.

"Jumlan TPS ada 135 baru 8 yang TPS 3R. Ada peran pengusaha misalnya mau membina TPS, dibentuk jadi TPS 3R. Mudah - mudahan bisa menjadi motivasi kepedulian ke Kota Bandung," ungkapnya. (Diskominfo Kota Bandung/Fauziah)

Editor: Fauziah Ismi

Berita Terkait