Prof. Tatacipta Dirgantara, Rektor ITB Periode 2025-2030

Diterbitkan

Kamis, 23 Januari 2025

Penulis

Rep Teguh

|

Rep Teguh

286 kali

Berita ini dilihat

0 kali

Berita ini dibagikan

PORTALJABAR, KOTA BANDUNG -  Ketua Majelis Wali Amanat Institut Teknologi Bandung (MWA ITB) Budi Gunadi Sadikin melantik Prof. Tatacipta Dirgantara sebagai Rektor ITB Periode 2025-2030 pada Sidang Terbuka MWA ITB di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Senin (20/1/2025).

Ketua MWA ITB Budi Gunadi Sadikin berharap kepada Rektor ITB agar dapat terus meluluskan alumni yang dapat bekontribusi bagi bangsa dan terus berkaya dalam berbagai bidang, salah satunya di bidang seni.

“Mudah-mudahan lebih banyak lagi tokoh-tokoh alumni ITB, yang karena hasil pendidikan yang baik, menjadi tokoh-tokoh besar dan saya harapkan bukan hanya di Indonesia saja tetapi juga di Asia dan juga di dunia,” ujarnya dalam sambutannya.

Ia mengucapkan terima kasih atas darmabakti Rektor ITB Periode 2020-2025 Prof. Reini Wirahadikusumah yang berhasil menjalankan tridarma perguruan tinggi sejak masa pandemi Covid-19 hingga membuat kampus lebih modern dan menghasilkan alumni yang berperan di pemerintahan.

Sementara itu, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI Satryo Soemantri Brodjonegoro menaruh harapan besar kepada Prof. Tatacipta Dirgantara untuk menjadikan ITB sebagai perguruan tinggi kelas dunia yang unggul dan mandiri.

"ITB harus menjadi pelopor perubahan melalui pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, serta kewirausahaan dan inovasi multidisiplin yang memadukan humaniora, seni, sains, teknologi, dan bisnis," ujarnya.

Beliau pun mengingatkan pentingnya empat panggilan ITB sebagai perguruan tinggi, antara lain memelopori pencerdasan bangsa, menjaga nilai-nilai kemanusiaan, berinovasi unggul, dan berkomitmen pada pengabdian yang berdampak nyata.

"Semoga ITB terus progresif dan menjadi garda terdepan dalam menjawab tantangan bangsa melalui solusi inovatif dan inklusif," tuturnya.

Dalam sambutannya Rektor ITB menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan dan menegaskan komitmennya untuk membawa ITB menjadi Universitas Generasi Keempat yang terintegrasi dalam pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, kewirausahaan, dan inovasi multidisiplin.

“Kita harus siap menghadapi tantangan global seperti perubahan teknologi, energi bersih, kesehatan, dan keberlanjutan lingkungan melalui solusi berbasis ilmu pengetahuan dan inovasi,” ujarnya.

Ia memaparkan visi untuk membangun ekosistem akademik unggul dengan memanfaatkan riset cutting-edge, kemitraan strategis, dan kolaborasi multidisiplin. “Saya yakin ITB mampu menjadi pelopor perubahan yang menghasilkan solusi holistik dengan memadukan humaniora, seni, sains, teknologi, dan bisnis,” tuturnya.


Profil Rektor ITB, Prof. Tatacipta Dirgantara

Lulusan dari ITB baik program sarjana (1988-1993) maupun program magister (1993-1995). Melanjutkan pendidikan Doktor di Wessex Institute of Technology, Inggris (1995-1997) yang kemudian ditransfer ke Queen Mary University of London, Inggris (1997-2000). Prof. Tata juga melanjutkan pendidikan profesi insinyur di ITB pada 2019.

Sebelumnya pernah menjabat sebagao Dekan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) dan Ketua Kelompok Keahlian Mekanika Padatan dan Struktur Ringan. Wakil Direktur Hubungan Internasional, Direktorat Kemitraan dan Hubungan Internasional ITB (2015-2020), Sekretaris Komisi Nilai-nilai Luhur, Forum Guru Besar ITB (2017-2019), Ketua Komisi Keilmuan Masa Depan, Forum Guru Besar ITB (2020), Ketua Kelompok Keahlian Struktur Ringan FTMD ITB (2019-2023), Dewan Pakar Badan Kejuruan Mesin PII (2024-sekarang), Ketua Forum Dekan Teknik Indonesia (2021-sekarang), dan lain-lain.

Mendapat penghargaan sebagai Tokoh Transportasi Nasional dari Badan Kebijakan Transportasi, Kementrian Perhubungan RI (2024), People of the Year METRO TV (2021), Penghargaan atas Scientific breaktrough against pandemi, Tim Ventilator Indonesia, ITB (2021), Distinguish Graduate, Lembaga Ketahanan Nasional, PPSA XXII (2019), dan puluhan prestasi lainnya sejak 1995.

Telah menulis 98 makalah terindeks Scopus, h-index 13 dan citation 821, 172 dokumen pada Google Scholar, h-index 19 dan citation 1337. (guh)

Editor: Revo

Berita Terkait